Wednesday, November 28, 2007

Menhan: Gajah di Pelupuk Mata Tak Tampak

Media Indonesia baru2 saja melansir kalau menhan meragukan hasil penelitian IPW yang menyatakan bahwa Departemen Pertahanan adalah departemen yang paling tidak transparan. Tentu saja pak menhan boleh punya argumennya sendiri mengenai hal tersebut. Tapi kalo ane malah jadi teringat sebuah pepatah "Gajah Di Pelupuk Mata Tak Tampak, Semut Di Ujung Lautan Tampak GEDE BANGET!!!"

Instropeksi yuk!!

Read More...

Sektor Tambang Barter Dengan Minyak

Menurut Media Indonesia, produksi tambang kita melebihi target sementara produksi minyak tidak dapat memenuhi target. Nah, kalau gitu barter aja. Kelebihan tambangnya dijual untuk membeli minyak, biar nggak APBN nggak defisit gara-gara kenaikan minyak dunia.

Untuk produksi emas, Purnomo mengatakan mencapai 156% di atas target, perak 184%, tembaga 123%, nikel.dalam matte 103%, nikel dalam feronikel 101% dan timah 125%. (sumber: Media Indonesia)

Coba bayangin, produksi emasnya sampai 156% diatas terget. Padahal emas kan cukup mahal, dan akan lebih mahal kalau njualnya tidak dalam kondisi mentah, alias udah dibikin perhiasan.

Read More...

Bakat dan Kerja Keras

Ane mo nyambung dari yang atas. Ane sering kali denger orang bilang kalau bakat itu 10% dari kesuksesan, 90% nya adalah kerja keras. Tapi ane pernah memperhatikan dua orang yang ada di kelas ane waktu SMA dulu.

Anak yang pertama, sebut saja si A, mempunyai bakat yang biasa2 aja, tapi kerja kerasnya luar biasa. Sedangkan anak yang kedua, sebut saja si B, kebalikannya, jarang kerja keras, tapi lumayan berbakat dalam pelajaran. Dan ketika ujian si B nilainya selalu lebih tinggi dari pada si A. Kalau dari situ ane meyimpulkan bahwa hubungan bakat, kerja keras, dan hasil adalah bakat sebagai mutiplier kerja keras dalam menentukan hasil.

Jadi secara umum orang yang biasa-biasa saja mempunyai multiplier 1, artinya kalau dia mengusahakan 10 ya dapetnya 10. Sedangkan orang yang kurang berbakat kurang berbakat mempunyai multiplier kurang dari 1, artinya kalau ia mengusahakan 10 maka hasilnya akan selalu kurang dari 10. Dan orang yang berbakat mempunyai multiplier lebih dari 1, artinya kalau dia mengusahakan 10 ya dapetnya lebih dari 10. Mungkin itu penjelasan yang lebih masuk akal bagi ane pribadi kalau ane mengamati si A dan si B di kelas ane dulu.

Read More...

Nulis Script Itu Susah

Menulis sepertinya bukan bakat ane. Tapi bakat hanya sekedar multiplier, bukan penentu. Penentu yang sebenarnya adalah kerja keras. Tapi untuk saat ini sepertinya ane susah juga untuk melatih kemampuan menulis ane.

Ane saat ini lagi berusaha mengikuti sebuah kontes nulis naskah film di www.movie-poets.com Kontesnya diadakan setiap bulan, dan tidak ada hadiahnya kecuali bahwa naskah yang menang akan diekspos di situs mereka dan melalui email ke anggota-anggota situs. Bagi ane itu udah lebih dari cukup, soalnya kontes-kontes lainnya diadakan paling kalo nggak tahunan ya 6 bulan sekali. Dan walaupun hadiahnya bisa ribuan dollar dan jaminan akan diproduksi, namun kontes yang demikian pasti narik uang pendaftaran. Kisarannya antara kurang lebih $10-$60, dan untuk late submission ada yang nyampe $75. Mungkin itu bukan jumlah yang gede untuk ukuran negara maju, tapi ane kan masih miskin, udah gitu nggak punya kredit card pula.

Ane sempat ada ide untuk beberapa tema yang MP ajukan, tapi sayang selesai bikinnya telat, jadi nggak bisa dikirim. Tapi nggak papa, lumayan buat pajangan di situs. Kedua script ane yang udah jadi ada di www.yebe.uni.cc kalau kesana jangan lupa download ya :D

Read More...

Black Cat Death, NOT!



Kemarin, waktu ane lagi naek motor, tiba2 sekilas ane melihat benda aneh di pinggir jalan. Ane berfikir, apa itu? Apakah itu adalah itu atau jangan-jangan cuma itu? (busyet, ngomong apa nih?) Trus karena ane lewat jalan itu dua kali maka pada saat kedua ane memperpelan motor ane agar bisa melihat benda itu. Dan ternyata benar seperti dugaan ane, benda itu adalah itu, bukan yang itu (Lagi???). Maksudnya benda itu adalah seekor kucing yang mati, bukan cumplung atawa buah kelapa yang masih kecil. Dilihat dari kondisinya dimana perutnya menggembung, kucing itu mati karena tenggelam. Kebetulan di pinggir jalan ada kalen alias selokan.

Kasihan bener kucingnya. Kalau itu adalah manusia pastilah sudah mati syahid. Tapi warna kucingnya bukan hitam lho, tapi orange dengan strip kucing. Kan ane udah bilang ... Black Cat Death, NOT!

Read More...

Wednesday, November 21, 2007

Alat Deteksi Tsunami Yang Belum Efektif

''''Selama periode Januari hingga Oktober 2007, BMG Pusat telah mengeluarkan 13 kali TEWS. Dari 13 peringatan tsunami ini, hanya dua yang benar-benar terjadi tsunami,'''' kata Kepala Bidang Seismologi Teknik dan Tsunami BMG Pusat Fauzi dalam sosialisasi Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Rabu (21/11).
(dikutip dari http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=149970)


Wah moga kedepan bisa jauh lebih baik. kan rugi juga kalau udah keluar banyak uang ternyata alatnya salah melulu. kalau salah melulu ntar bisa jadi kayak kisah anak yang pura2 dimakan srigala. pada akhirnya warga tidak lagi percaya, dan matilah sang anak. tapi bedanya kalau soal tsunami yang mati adalah warganya.

tapi ane penasaran juga, kemungkinan tsunami terjadi di Indonesia itu berapa banding berapa ya? kalao soal gempa sih karena Indonesia emang terletak di daerah yang rawan gempa maka tiap hari terjadi gempa sampai ratusan kali. tapi kalo tsunami? hmm .... sayang nggak ada alat untuk mendeteksi gempa secara dini. deteksi gempa paling cepat cuma 30 detik dari kejadian (AFAIK), waktu sependek itu belum cukup untuk nyelametin orang. jangankan memperingatkan orang, keluar dari WC aja mungkin belom sempat pake celana :D

Read More...

Al Qiyadah Al Islamiyah: Jangan Serang Orangnya, Tapi Logikanya

Beberapa waktu ini lagi marak munculnya atau diketahuinya aliran-aliran yang dianggap sesat. Dan yang ane liat ada beberapa organisasi Islam yang menanggapinya dengan kekerasan dan bahkan menuntut pemimpinnya agar dihukum mati.

Kalau menurut ane, jika orang udah percaya, maka menghukum mati atau memenjarakan atau memaksa mereka bertobat tidaklah ada gunanya. Menghukum mati hanya akan membuat pepatah mati satu tumbuh seribu menjadi berlaku. Memenjarakan atau memaksa mereka bertobat juga tidak akan menyelesaikan masalah karena sumber keyakinan mereka masih ada. Tentu saja mengatakan bahwa sebuah aliran sesat karena bertentangan dengan Al-Quran menurut ane belumlah cukup. Harus ada publikasi yang lengkap mengenai detailnya. Selain itu penggunaan logika umum juga bisa membantu. Misalnya logika mengenai Al Qiyadah Al Islamiyah berikut ini:

Pada intinya aliran ini berusaha kembali ke zamannya rasul, dan sang nabi ke 26 , KH Hasyim Muzadek (moga nulisnya bener nih) mengikuti apa yang dilaksanakan rasul Muhammad SAW dengan persis. Misalnya pada 13 tahun pertama Rasul belum mendapat perintah shalat 5 waktu dan puasa, maka Hasyim Muzadek kemudian tidak mewajibkan sholat dan puasa pada pengikutnya. Dengan kata lain jalur yang dilakoni oleh Hasyim Muzadek hanya njiplak apa yang dilakoni oleh rasul Muhammad SAW. Logika mendasar yang patut dipertanyakan adalah apakah rasul Muhammad SAW juga njiplak nabi/rasul yang sebelumnya? Apakah beliau juga ikut2an menyembelih anaknya seperti nabi Ibrahim atau menyeberangi lautan seperti nabi Musa? TIDAK!!! Jika Hasyim Muzadek adalah nabi aseli maka seharusnya ia tidak sekedar njiplak rasul terakhir umat Muslim.

Pernah dibeberkan sejarah sang nabi Hasyim Muzadek yang gemar mempelajari Al Quran dan hadits serta sejarah nabi. Kalau menurut ane, apa yang dialami oleh sang Hasyim Muzadek ini adalah hasil dari kekaguman dan obsesi yang mendalam terhadap Rasullah SAW. Akibatnya pikirannya kemudian menipunya dan membuat dia seolah-olah mengalami apa yang dialami oleh orang yang teramat sangat diidolakannya.

Tetapi tentu saja hal tersebut hanya berdasarkan logika ane yang masih awan ini. Kalau untuk kajian yang mendalam ane serahkan pada orang-orang yang lebih berkompetensi dibidangnya.

Read More...

Nilai Transfer Chantal Delaconcetta

Okay, kalo yang satu ini sebenarnya udah lumayan basi. Ane sendiri juga mengetahuinya juga udah lama kalau Chantal pindah ke RCTI dari Metro TV. Tapi nggak apalah ane tulis, soalnya kepindahan Chantal mengingatkan ane pada sepak bola, dan ane jadi berandai-andai, kira-kira nilai trasnfer Chantal berapa ya? :D

Read More...

Seumur Hidup Baru Ke Paris Dua Kali

Beberapa waktu yang lalu ane pergi ke Paris. Dan tau nggak, ane seumur hidup baru dua kali ke Paris. Hal itu sebenarnya termasuk memalukan karena ane tinggal di Bantul, dan Paris itu sangat dekat.

Tapi pas disana ane liat pantainya biasa-biasa aja sih. Yang menarik paling-paling cuma cewek-cewek yang lagi mandi disana (berani bener ya?). Ho ho ho, tipikal cowok mata keronjot nih ane rupanya :D.

Mungkin apresiasi ane terhadap alam kadang-kadang memang rada kurang. Padahal Paris pernah menjadi inspirasi seorang pengarang lagu dan menuangkannya dalam lagu yang ia tulis.

Eh ... tunggu dulu ... Paris ... kok dekat ama Bantul?? Wehehehe ... yang ane maksud dengan Paris itu bukan Paris yang ada di Perancis sono lho, tapi Paris -> Parangtritis!!! Hahaha, ini bukan penipuan lho, tapi orang Parangtritis udah umum disebut Paris disini.

Read More...

Demo Ujian Nasional Kerja Keras dan Kualitas

Beberapa waktu yang lalu ane lait di TV ada sekelompok siswa SMU beberapa daerah yang mengadakan demo menuntut dihapuskannya ujian nasional atawa UN. Alasannya karena kerja keras selama 3 tahun akan terbuang sia-sia jika tidak lulus UN.

Hal ini sebenarnya menggelitik ane, sekaligus prihatin juga. Menggelitik karena dalam pemikiran ane jika seorang siswa tidak lulus UN maka kerja kerasnya selama 3 tahun patut dipertanyakan. Apakah ia sudah memenuhi kewajibannya sebagai seorang siswa, yaitu belajar, atau hanya sekedar bermain-main dan asyik pacaran serta menikmati masa muda? Kalau belajar dengan keras, kok tidak lulus?

Tapi ane juga prihatin karena menurut ane kualitas pendidikan kita belumlah merata. Ane pernah satu kelas dengan para jawara dari pelosok, tapi prestasi mereka biasa-biasa dikelas ane yang termasuk kelas buangan. Tapi bukan berarti ane mengatakan mereka lebih bodoh atau apa, hanya saja itu menunjukkan kalau kualitas pendidikan di pelosok memang belum sebaik jika dibandingan dengan kualitas pendidikan di kota.

Tapi secara keseluhan tuntutan untuk menghapuskan UN bagi ane adalah sebuah tuntutan yang tidak masuk akal dan tidak mencerminkan sikap kritis siswa. Memang benar bahwa apabila UN ditiadakan maka jumlah siswa yang akan lulus akan bertambah, namun demikian mereka seharusnya mampu berfikir untuk mempertanyakan kualitas lulusannya, bukan semata melihat kuantitasnya. Selain itu, tanpa ujian atau dengan rendahnya syarat kelulusan justru akan membuat siswa malas belajar dan pada akhirnya akan memperendah kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Kalau mereka mempertanyakan apa hubungan UN dengan dunia kerja dan lain sebagainya, maka mereka seharusnya tidak masuk ke SMU, tapi seharusnya masuk ke SMK karena pendidikan yang berorientasi kerja sudah mempunyai institusinya, yaitu SMK. SMU adalah institusi yang lebih mengarah pada dunia pendidikan tinggi dari pada ke dunia kerja. Masyarakat harus lebih dipahamkan mengenai paradigma ini sehingga tidak lagi menganggap SMK hanya sebagai sekolah buangan saja. Walaupun pemerintah sudah mengupayakannya lewat iklan masyarakat di TV, namun ane kira usahanya perlu ditingkatkan lagi.

Ane sendiri juga setuju dengan peningkatan nilai minimum kelulusan selama hal tersebut dibarengi dengan pengingkatan kualitas pendidikan. Yah, walau pun soal peningkatan kualitas pendidikan sepertinya belum terjadi dengan signifikan.

Read More...

Thursday, November 15, 2007

Iklan Susu dan Anak Tak Bertata Krama

Satu lagi komentar yang bodoh, berlebihan, dan tak ada gunanya. Kali ini mengenai iklan susu Dancow versi tidak jadi.

Iklan ini dimulai dengan anak yang baru saja pulang dari ... sekolah??? (entahlah, ane jadi lupa pas nulis ini). Si ibu kemudian tanya, Gimana sekolahnya?? (ataukah gimana lesnya??). Tapi apa yang dilakukan si anak? Diam aja tak menggubris. Kemudian ditunjukkan si anak mau membeli jajanan, tapi kemudian tidak jadi. Itu pun dia mengatakan tidak jadi dengan tidak sopan (setidaknya menurut ane begitu).

Jadi susunya bikin pinter, tapi etika dan tata kramanya ....

Mungkin ini masalah yang sepele, dan mungkin memang demikian. Tapi kalo ane pribadi memandang bahwa walaupun sepele harusnya diperhatikan karena iklan ini pastinya ditonton oleh jutaan orang/anak. Dan ane yakin sedikit banyak hal tersebut masuk ke dalam pikiran anak dan bisa saja secara tidak sadar memperngaruhi perilaku anak, walaupun cuma kecil banget kemungkinannya.

Inti yang ane sampaikan sebenarnya dari komen yang mungkin over detail atau bahkan terkesan paranoid (ane pernah sih dibilang gitu) adalah simple, walau iklan, walau hal sepele, tapi tetep perhatikan tata krama dan sopan santun, terlebih bila menyangkut anak.

Read More...

Tuesday, November 06, 2007

Mau Beasiswa Keluar Negeri? Lewat Sekolah Lho!!

Dahulu kala waktu ane masih SMA, disekolah ane terdapat penawaran program pertukaran pelajar ke Australia oleh sebuah lembaga ... (sorry lupa lembaga apa, tapi ada hubungannya dengan pertukaran pelajar). Ane dan banyak teman ane ikut mendaftarkan diri dengan biaya pendaftaran 100 ribu rupiah.

Ketika tes tertulis, ane mungkin ketiban sial, atau juga malah beruntung. Ane dan temen-temen janjian ketemu di depan sekolah jam 5.30 pagi dan berangkat pada jam 6.00 pagi. Tapi ternyata ane telat, dan ane yang merasa yakin mengetahui dimana tes akan dilaksanakan ternyata justru keblasuk alias tersesat (ane emang orang yang sesat, jadi jangan tanya ^o^). Akhirnya ane batal mengikuti tes.

Ane yang tidak bisa mengikuti tes hanya bisa kecewa meratapi nasib dan mendengarkan cerita temen-temen yang mengikuti tes. Katanya tesnya bersifat umum dan sangat gampang. Kemudian beberapa hari kemudian diumumkan siswa-siswa yang berhasil lolos seleksi dan ikut dalam program pertukaran pelajar. Dan ternyata ada teman kami yang lolos seleksi. Ia pun dipanggil untuk mengikuti semacam penataran sebelum mengikuti program pertukaran pelajar.

Namun ketika ia kembali, bukan wajah senang gembira yang nampak, tapi wajah kecut dan kecewa. Kenapa? Karena selama ini ia, dan kami tentu saja, mengira bahwa semua biaya akan ditanggung oleh penyelenggara, namun nyatanya teman ane masih diharuskan membayar ongkos biaya hidup dll dsb sebesar 100 juta. Akhinya teman ane batal pergi karena 100 juta adalah uang yang SANGAT BANYAK!!!

Itulah mengapa ane bisa dikatakan beruntung karena ane tidak perlu mengeluarkan tenaga otak yang berlebihan hanya untuk mengetahui bahwa ternyata ane harus membayar uang 100 juta untuk mengikuti program tersebut. Huahahahahaha ... !!!

Ane tidak akan mengatakan ini penipuan atau tidak, tapi marilah kita berandai-andai. Andai saja terdapat 1000 siswa sejogja yang mendaftar program ini, maka si penyelenggara akan mendapatkan yang 100 juta rupiah dari uang pendaftaran. Kemudian, karena para pendaftar diwajibkan mengisi biodata dimana diantaranya terdapat penghasilan orang tua, maka ANDAI KATA si penyelenggara dengan sengaja (ingat, ini cuma BERANDAI-ANDAI SAJA!!!) memilih siswa dengan penghasilan yang menengah kebawah yang kira-kira tidak akan mampu membayar 100 juta, maka tidak akan ada siswa yang benar-benar mengikuti program pertukaran pelajar sehingga si penyelenggara TIDAK PERLU MENGELUARKAN UANG SEPESER PUN UNTUK BIAYA PERTUKARAN PELAJAR!!!! HOREEE!!!!!

Selanjutnya ane serahkan pada logika anda masing-masing.

Read More...

Kerja Paksa Manipulasi Harapan Pencari Kerja

Berikut sebuah cerita dari seorang teman:

Suatu hari Rina, sebut saja namanya demikian, menemukan lowongan kerja yang sangat sesuai dengan dirinya. Pekerjaan yang ditawarkan adalah sebagai karyawan administrasi disebuah lembaga bimbingan belajar di kota Ngayogjakarta Hadiningrat. Persyaratannya adalah wanita, pendidikan minimal SLTA, umur maksimal 27 tahun, pengalaman tidak diutamakan, supel, bersedia mengikuti pelatihan, dan berdomisili di Jogja. Bagi Rina yang lulusan D3 yang lagi getol-getolnya mencari kerja, maka hal tersebut adalah sebuah kesempatan emas. Maka melamarlah Rina ke lembaga pendidikan tersebut. Namun sayang, lamarannya ditolak.

Beberapa pekan setelahnya, dilihatnya lagi iklan lowongan kerja di koran. Dan ia menemukan lagi iklan dari lembaga bimbingan belajar yang sama, namun dari cabang yang berbeda. Maka ia melamar lagi ke lembaga bimbingan belajar tersebut. Dengan diiringi rasa percaya diri, determinasi yang kuat, serta doa seluruh keluarga, akhirnya diterimalah Rina dalam lembaga bimbingan belajar tersebut. Hati Rina pun berbunga-bunga karena akhirnya ia mendapat pekerjaan. Tak sia-sialah uang 20 ribu yang ia habiskan untuk pendaftaran lowongan tersebut.

Setelah diterima, Rina diwajibkan memakai seragam sesuai dengan standart kantor dimana kantor tidak memberikannya secara cuma-cuma sebagai fasilitas kantor, namun ia diwajibkan membeli bahan pakaian yang dibandrol 300 ribu rupiah. Rina kaget karena diluar bahan yang sama dengan ukuran yang sama bisa dibeli dengan harga 50 ribuan. Namun ia tidak boleh protes, dan ia pun sama sekali belum menaruh kecurigaan pada lembaga bimbel tersebut. Berikutnya, ia diwajibkan untuk mengikuti pelatihan sebagai karyawan administrasi dengan membayar sebesar 400 ribu rupiah. Semua biaya tersebut tidak dipotongkan lewat gaji yang akan diterimanya kelak, namun harus langsung membayarnya didepan secara cash. Maka dibayarlah uang pelatihan tersebut.

Hari pertama Rina masuk kerja, ia diwajibkan membuatkan makan siang (dalam dos) untuk para seniornya yang berjumlah 15 orang. Setelah itu ternyata terjadi hal yang cukup mengejutkan, yaitu perlakuan supervisor yang sangat kejam. Sebagai karyawan administrasi, ia di suruh mengepel, mencuci piring, menyapu lantai, dan berbagai pekerjaan pembantu lainnya. Selain itu sedikit saja kesalahan maka ia akan dimaki-maki dan dikasari secara verbal. Ia juga akan di ancam akan dipindah ke cabang lain dimana disana akan diperlakukan dengan lebih brutal.

Hari demi hari dilewati, namun bathin Rina semakin menjerit tidak kuat dengan perlakuan dari supervisornya. Istilah pelatihan pun mulai ia pertanyakan dalam hatinya. Sebenarnya selama ini pelatihan apa sajakah yang telah ia terima yang relevan untuk seorang karywan administrasi? Ia tidak pernah menerima pelatihan komputer administrasi, atau sejenisnya. Yag ia dapat adalah perintah-perintah yang cenderung mengarahkannya sebagai babu. Bahkan diluar sana banyak sekali pembantu rumah tangga yang bukan babu, dalam artian lebih diperlakukan secara manusiawi.

Tidak hanya itu, sebagai karyawan administrasi, ternyata ia juga harus menanggung kesalahan ketika ada orang yang datang mencari informasi mengenai program bimbel namun tidak jadi bergabung dengan bimbel. Ia disalahkan karena tidak dapat membujuk si pelanggan untuk bergabung dengan bimbel tersebut. Bukankah hal yang bertanggungjawab atas hal semacam itu adalah pihak marketing, bukan karyawan administrasi? Terlebih lagi ia tidak pernah mendapat pelatihan mengenai bagaimana cara meyakinkan calon pelanggan untuk bergabung dengan bimbel tersebut. Si supervisor hanya mengatakan, gimana caranya kek!.

Karena tidak kuat, maka Rina memutuskan untuk berhenti setelah bekerja selama 15 hari. Namun pihak bimbel mengatakan bahwa jika ia berhenti, maka uang pelatihan tidak dapat dikembalikan dan gaji selama ia bekerja dalam 15 hari tidak dapat diberikan karena untuk menerima gaji ia harus bekerja satu bulan penuh, padahal gaji sebulannya cuma 200 ribu rupiah selama masa percobaan 6 bulan. Namun apa daya, karena hatinya sudah benar-benar tidak kuat maka ia lebih memilih tidak menerima gaji dan kehilangan uang pelatihan dari pada harus tersiksa karena diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Setelah keluar, ia merenung, ternyata ia sudah kehilangan uang 700 ribuan hanya untuk diperlakukan semena-mena ditempat kerja. Betapa merasa tertipunya Rina. Namun itu sudah terjadi, dan ia pasti akan lebih berhati-hati kelak dikemudian hari.

Apakah lembaga bimbel diatas melakukan penipuan atau tidak ane tidak tahu karena ane juga masih buta hukum. Hanya saja semoga pengalaman teman ane tersebut dapat dijadikan perhatian bagi temen-temen yang sedang mencari kerja. Jika dari awal sudah dimintai dana ini itu dan tidak bisa dipotong dari gaji yang akan diterima di masa datang, maka anda perlu berhati-hati. Selain itu jangan lupa BACA SURAT KONTRAK KERJA!!! Perhatikan apa yang menjadi kewajiban anda dan apa yang tidak.

Read More...

Penipuan Undian Surat Yang Telat

Beberapa tahun yang lalu ayah ane pernah mengikuti undian oli Evalube. Dan tidak dinyana ayah mendapat surat bahwa ayah telah memenangkan sebuah motor dari undian tersebut. Namun ada yang aneh, yaitu surat undiannya datangnya telat satu hari setelah batas waktu pengambilan hadiah. Ketika mengecek isinya, semuanya tampak meyakinkan karena ada cap stempel dari notaris, kepolisian, dll dsb. Dan karena kami tidak berlangganan majalah (dan juga udah keburu hadiah hilang), ayah pun langsung menelpon pihak Evalube melalui nomor telepon yang tertera di surat. Kata pihak Evalube, hadiah sekarang sedang dalam proses lelang, namun masih dapat diambil dengan cara mengirimkan uang untuk semacam jaminan. Beruntung sekali kami tidak mempunyai uang sebanyak yang mereka minta, kalau tidak ane yakin kami bakal kena tipu.

Oleh karena itu apabila suatu hari kalian mengikuti undian berhadiah dan ternyata memenangkan undian tersebut namun surat pemberitahuan datangnya telat dan kalian ternyata diharuskan membayar sejumlah uang kepada panitia, maka jangan ragu itu kemungkinan besar adalah penipuan. Ketika anda menerima surat pemberitahuan kemenangan atas sebuah undian, cobalah anda cek media kabar tempat si penyelenggara mengumumkan hasil undian. Selain itu bisa juga di cek ke nomor penyelenggara undian namun bukan yang berasal dari surat pemberitahuan, namun sumber lain, misalnya nomor costumer care produk atau pihak yang menyelenggarakan undian.

Note:
Yang ane maksud dengan pihak Evalube yang ane sebutkan diatas yang melakukan penipuan, bukanlah pihak Evalube yang sebenarnya, hanya sekedar oknum yang mengatasnamakan Evalube.

Satu yang masih membuat ane penasaran, Bagaimana para penipu itu tahu kalau ayah mengikuti undian Evalube, bahkan sampai tahu alamat lengkap kami segala?.

Read More...