Wednesday, November 21, 2007

Al Qiyadah Al Islamiyah: Jangan Serang Orangnya, Tapi Logikanya

Beberapa waktu ini lagi marak munculnya atau diketahuinya aliran-aliran yang dianggap sesat. Dan yang ane liat ada beberapa organisasi Islam yang menanggapinya dengan kekerasan dan bahkan menuntut pemimpinnya agar dihukum mati.

Kalau menurut ane, jika orang udah percaya, maka menghukum mati atau memenjarakan atau memaksa mereka bertobat tidaklah ada gunanya. Menghukum mati hanya akan membuat pepatah mati satu tumbuh seribu menjadi berlaku. Memenjarakan atau memaksa mereka bertobat juga tidak akan menyelesaikan masalah karena sumber keyakinan mereka masih ada. Tentu saja mengatakan bahwa sebuah aliran sesat karena bertentangan dengan Al-Quran menurut ane belumlah cukup. Harus ada publikasi yang lengkap mengenai detailnya. Selain itu penggunaan logika umum juga bisa membantu. Misalnya logika mengenai Al Qiyadah Al Islamiyah berikut ini:

Pada intinya aliran ini berusaha kembali ke zamannya rasul, dan sang nabi ke 26 , KH Hasyim Muzadek (moga nulisnya bener nih) mengikuti apa yang dilaksanakan rasul Muhammad SAW dengan persis. Misalnya pada 13 tahun pertama Rasul belum mendapat perintah shalat 5 waktu dan puasa, maka Hasyim Muzadek kemudian tidak mewajibkan sholat dan puasa pada pengikutnya. Dengan kata lain jalur yang dilakoni oleh Hasyim Muzadek hanya njiplak apa yang dilakoni oleh rasul Muhammad SAW. Logika mendasar yang patut dipertanyakan adalah apakah rasul Muhammad SAW juga njiplak nabi/rasul yang sebelumnya? Apakah beliau juga ikut2an menyembelih anaknya seperti nabi Ibrahim atau menyeberangi lautan seperti nabi Musa? TIDAK!!! Jika Hasyim Muzadek adalah nabi aseli maka seharusnya ia tidak sekedar njiplak rasul terakhir umat Muslim.

Pernah dibeberkan sejarah sang nabi Hasyim Muzadek yang gemar mempelajari Al Quran dan hadits serta sejarah nabi. Kalau menurut ane, apa yang dialami oleh sang Hasyim Muzadek ini adalah hasil dari kekaguman dan obsesi yang mendalam terhadap Rasullah SAW. Akibatnya pikirannya kemudian menipunya dan membuat dia seolah-olah mengalami apa yang dialami oleh orang yang teramat sangat diidolakannya.

Tetapi tentu saja hal tersebut hanya berdasarkan logika ane yang masih awan ini. Kalau untuk kajian yang mendalam ane serahkan pada orang-orang yang lebih berkompetensi dibidangnya.

No comments: